@font-face { font-family: "zerro"; src: url(https://sites.google.com/site/amiengblog/kumpulan-fonts/zero.ttf) format("truetype"); }
Headlines News :

Home » » Setulus Cinta (Mn)

Setulus Cinta (Mn)

Written By Sri Purwanta on Senin, 09 Desember 2013 | 19.49


Setulus Cinta (Mn)
 Seorang gadis cantik bernama  Iridium sedang duduk termenung di samping rumahnya(Tabel periodik unsur), ia sedang duduk  merenungi nasib buruk yang menimpanya, kecelakaan motor 2 tahun yang lalu telah membuatnya kehilangan kedua matanya, saat itu Iridium berumur 16 tahun, kejadiannya tepat pada tanggal 12 januari 2009 bertepatan di hari ulang tahunnya, sangat di sayangkan, hari yang indah menjadi hari yang buruk untuknya.
“Iridium(Rh)………’
“kak  Rodium(Rh)……? Sudah pulang rupanya”  menoleh ke arah datangnya suara.
“Dia , adikku satu-satunya” Rodium   kakak Iridium berbicara dengan temannya.
“kakak bicara dengan siapa?” tanya Iridium . “Oya, kakak lupa, ini Mangan teman kuliah kakak” jawab Rodium. “kenalkan namaku Mangan..
“ laki – laki itu mengulurkan tangannya  untuk bersalaman. “Iridium..” Iridium tidak menyambut uluran tangan dari Mangan,
Mangan yang tersadar dari lupanya kalau Iridium tidak bisa melihat langsung menurunkan tangannya. “ Iridium masuk dulu ya kak” Iridium meraba – raba mencari tongkat penuntun jalannya. “ biar ku bantu!” Mangan langsung mengambil tongkat yang tidak jauh dari Iridium dan memberikannya pada Iridium. Lalu menuntunnya berjalan. Rodium yang melihat itu langsung tersenyum, ia sudah tahu kalau sejak lama temannya itu jatuh hati pada adik semata wayangnya, akan tetapi Rodium tidak pernah memperkenalkannya karena melihat Mangan yang tidak pernah bertanya tentang adiknya,namun Iridium sering kali melihat Mangan yang memperhatikan Iridium ketika ia berjalan melewati ruang tempat mereka beli, akan tetapi sepertinya Mangan tidak punya nyali untuk bertanya tentang Iridium padanya. “terimakasih”kata Iridium ketika mereka sampai di depan pintu kamar Iridium. ‘Emm.. Ri…, aku pergi dulu” kata Mangan ,lalu berlalu setelah melihat anggukan kepala Iridium. Andai saja ada yang tahu kalau saat ini hati Mangan sedang berbunga – bunga,akhirnya ….
‘ia dapat berkenalan pada gadis yang selama ini menyita perhatiannya, namun tak punya nyali untuk berkenalan dengannya. Sejak itulah Rodium tidak pernah takut  untuk menyapa Iridium. Hari berganti hari, mereka berdua pun semakin akrab saja. Suatu hari di taman pada sore hari. Mangan dan Iridium sedang duduk dibawah pohon yang rindang, Mangan mengajak Iridium jalan – jalan kesana. “RI… apakah matamu bisa disembuhkan  ?” tanya Mangan pelan, ia takut kata – katanya menyakiti  perasaan gadis cantik itu. Rita tidak menjawab pertanyaan Mangan, ia diam sambil menunduk. “ maaf kalau …..“kata dokter, mataku bisa disembuhkan  kalau ada donor mata yang yang cocok untuk ku” Iridium memotong perkatian Mangan. Mangan lega mendengar perkataan Iridium.“ aku yakin , suatu saat nanti ada yang mendonorkan matanya untukku, dan aku bisa melihat kembali bintang – bintang dilangit” lanjutnya. “ kau suka bintang ?” tanya Mangan.  “ ya, bintang adalah hiasan yang sanagt indah di malam hari” jawabnya, ada setitik harapan di lubuk hatinya yang paling dalam. Hampir 2 minggu Mangan selalu mengisi hari - hari Iridium, dan kehadiran Mangan telah mengurangi kesedihan di hatinya. Hari ini adalah minggu ke 3 sejak mereka berkenalan, Mangan berjanji  akan jam sudah menunjukkan pukul 05.00 sore, tapi Mangan yang ditunggu tunggu tak kunjung datang.” Ri…” sapa Rodium dari belakang Iridium.“ Mangan tidak bisa datang, dia punya urusan yang penting katanya, ia hanya menitipkan ini ….” Rodium mengambil tangan Iridium dan bintang kepadanya. “ Apakah ini bintang  ?” Tanya Iridium tersenyum. “ yak kau benar itu bintang” jawab Rodium(Rh). Sudah satu minggu Mangan tidak pernah datang menemui Iridium, hal pernah datang menemui Iridium. Hal ini membuat Iridium murung kembali, dua hari lagi tanggal 12 Mei, ia ingin Mangan datang pada hari ulang tahunnya.
“kak nanti ajak kak Mangan yah! Pada hari ulang tahun Iridium, bilang kalau nggak datang,Iridium marah padanya, jangan lupa yah kak!”kata Iridium. Hari ini adalah hari ulang tahunnya, acara sudah dimulai, namun Mangan belum juga datang, dari tadi Iridium terus saja bertanya pada Irdium, tapi jawabannya sama saja, ia tidak tahu dimana Mangan.  
pak ada telepon dariDr. Baron, katanya ada donor  mata yang cocok untuk Iridium, dan Iridium harus operasi jam 08.00 malam ini juga!” kata Rodium.
“ Alhamdulillah …” ucap pak Kobalt, bapaknya Iridium. Saat itu juga Iridium pergi ke rumah sakit di temani oleh bapak dan ibunya,sedangkan Rodium masih menemani para tamu yang datang, saat ini hati Iridium sangat bahagia, operasi berjalan dengan baik, beberapa hari lagi Iridium diperbolehkan membuka perban matanya.
“kak Rodium , kak Mangan mana?” tanya Iridium saat perbannya sudah dibuka oleh Dr. Baron. “maafkan kakak  Ri….! Kakak nggak bisa membawa Mangan kesini, dia hanya menitipkan  surat ini untukmu……”jawab Rodium sambil memberikan surat itu pada Iridium.


Bila Tuhan menghendaki, mungkin saat kau membaca surat ini, kita tidak bisa bertemu kembali maaf aku tidak bisa menepati janjiku mengajakmu jalan ke taman, maaf aku tidak bisa datang pada hari ulang tahunmu, dan aku juga igin berterima kasih karena kau telah memberiku kebahagiaan walau hanya dengan segaris senyuman di wajahmu. Sudah lama aku ingin mengungkapkan apa yang selama ini aku rasakan terhadapmu, sejak pertama kali aku melihat mu, saat kau berjalan melewati ruangan diman aku dan Rodium sedang belajar, aku merasakan getaran yang lain dihatiku,dan setelah ku telusuri … ternyata ku sadari bahwa ku mencintaimu lebih dar idiriku sendiri, namun aku tidak mempunyai  nyali untuk mengungkapkannya di akhir hidupku, aku hanya bisa mewujudkan mimpimu melihat bintang kembali. Maaf aku tidak  bisa bisa memberimu sesuatu yang lebih dari ini, semoga kau bahagia! “kau menari dihatiku , walau tak dapat seorangpun melihatmu, namun aku bisa merasakannya”
2 Mei 2001
 Rodium

“Selain surat itu, Mangan juga menitipkan ini untukmu “Rodium memberikan kotak masik berbentuk bintang kepada Iridium.
“Mangan mendonorkan matanya untukmu, karena ia yakin hidupnya tidak akan lama lagi. Adit mengidap kanker darah……” lanjutnya. Sambil memegang kotak musik tak terasa butiran bening mengalir di pipi putih Iridium.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

flip foto

http://i.picasion.com/pic75/6947932114f5d48cbfe41d19f9b11138.gif
Teal Flaming
 
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Drs. Sri Purwanta,M.Pd - All Rights Reserved
Template Design by maspurwanta